I.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pestisida
merupakan racun atau obat yang digunakan untuk membasmi OPT. Menurut UU RI No.
12/1992 : Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur, dan perangsang
tumbuh, bahan lain serta organism renik atau virus yang digunakan untuk
melakukan perlindungan tanaman. Misalnya : insektisida, rodentisida, repelen
dan antraktan.
Dalam
aplikasinya pestisida dibagi lagi. Berdasarkan sasarannya pestisida digolongkan
menjadi : insektisida, rodentisida, herbisida, fungisida, akarisida, dan
nematisida. Pestisida – pestisida membasmi OPT sesuai dengan sasarannya.
Missal, herbisida berfungsi membasmi gulma, dan insektisida berfungsi membasmi
serangga.
Insektisida
dalam aplikasinya dalam membasmi serangga digolongkan juga menjadi beberapa
berdasarkan cara kerjanya, yaitu : insektisida lambung, insektisida kontak,
insektisida sistemik, dan insektisida pernafasan.
Insektisida
lambung yaitu insektisida yang membunuh serangga bila insektisida tersebut
masuk kedalam organ pencernaan serangga. Insektisida kontak membasmi dengan
cara masuk kedalam tubuh melalui kulit serangga. Insektisida sistemik bekerja
dengan masuk kedalam tanaman yang dimakan serangga melalui akar, batang atau
daun. Sedang insektisida pernafasan melalui saluran pernafasan, racun ini
membunuh jika dihirup oleh serangga.
B.
Tujuan
Untuk
mengetahui penggolongan pestisida berdasarkan cara kerjanya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Sistematika
dan Gambar
Kingdom
: Animalia
Divisio
: Atrhropoda
Class
: Insecta
Ordo
: Orthoptera
Family
: Accrididae
Genus
: Valanga
Spesies
: Valangan nigricornis
B. Morfologi
Secara umum morfologi anggota kelas
insect adalah :
Ø Tubuh terdiri atas ruas – ruas atau
segmen dan terbagi atas, caput, thorax dan abdomen.
Ø Kaki tiga pasang, pada thorax.
Ø Mempunyai satu pasang antenna.
Ø Pada umumnya bersayap dua pasang,
namun ada yang hanya sepasang bahkan tidak bersayap.
Sedang morfologi ordo orthoptera sendiri, yaitu biasanya
mempunyai dua pasang sayap dengan sayap depan lebih sempit daripada sayap
belakang dengan vena – vena menebal/mengeras dan disebut tegmina. Sayap belakang membranus dan melebar dengan vena – vena
yang teratur. Pada waktu istirahat sayap belakang melipat di bawah sayap depan.
Alat-alat tambahan lain
pada caput antara lain : dua buah (sepasang) mata facet, sepasang antene, serta
tiga buah mata sederhana (occeli). Dua pasang sayap serta tiga pasang kaki
terdapat pada thorax. Pada segmen (ruas) pertama abdomen terdapat suatu membran
alat pendengar yang disebut tympanum. Spiralukum yang merupakan alat
pernafasan luar terdapat pada tiap-tiap segmen abdomen maupun thorax. Anus dan
alat genetalia luar dijumpai pada ujung abdomen (segmen terakhir abdomen).
Ada mulutnya bertipe penggigit
dan penguyah yang memiliki bagian-bagian labrum, sepasang mandibula,
sepasang maxilla dengan masing-masing terdapat palpus maxillarisnya, dan labium
dengan palpus labialisnya.
Metamorfose sederhana
(paurometabola) dengan perkembangan melalui tiga stadia yaitu telur --->
nimfa ---> dewasa (imago). Bentuk nimfa dan dewasa terutama dibedakan pada
bentuk dan ukuran sayap serta ukuran tubuhnya.
C.
Biologi
Belalang
merupakan serangga yang mengalami metamorfosis bertingkat (Paurometabola). Perkembangan
paurometabola dicirikan oleh ukurannya yang bertambah besar setiap ganti kulit,
muculnya bakal sayap, dan munculnya embelan – embelan alat kelamin. Serangga
muda yang dalam hidupnya mengalami perkembangan paurometabola disebut
nimfa.baik nimfa maupun imago hidup dan makannya sama.
D.
Pestisida
yang Digunakan
Pada praktikum
ini pestisida yang digunakan adalah pestisida jenis lambung, yaitu Fastac 15 Ec
dengan bahan aktif Alfametrin 15g/l. sesuai dengan jenisnya pestisida ini,
yaitu racun lambung. sehingga cara kerja membasmi hamanya bila pestisida ini
masuk kedalam organ pencernaan serangga dan diserap oleh dinding saluran
pencernaan serangga.
III.
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.
Tempat
dan Waktu
Praktikum
dilaksanakan di laboratorium insektarium, pada hari kamis 24 Maret 2011.
B.
Alat
dan Bahan
1.
Alat
:
-
Cawan Petri
-
Gelas (gelas minuman mineral)
2.
Bahan
-
Belalang
-
Racun Lambung (insectisida)
-
Makanan Belalang (bayam)
C.
Cara
Kerja
1. Rendam
makanan serangga (bayam) dalam pestisida lambung yang digunakan selama 3 (tiga)
menit.
2. Ambil
bayam dan letakkan pada tempat (petri) bersamaan dengan belalang.
3. Amati
dan catat kapan belalang mati.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Ø Table
Nama Hama
|
Jumlah Ekor
|
Waktu Mati
|
Jumlah yang Mati
|
Belalang
(Valanga
nigricornis)
|
3 ekor
|
-
|
-
|
47.07 menit
|
2 ekor
|
||
56.31 menit
|
1 ekor
|
B.
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini membahas tentang penggolongan pestisida berdasarkan cara
kerja. Seperti yang dijelaskan sebelumnya pestisida dibagi menjadi : racun
lambung (perut), racun pernafasan, racun kontak, racun sistemik. Pada praktikum
ini insektisida yang digunakan yaitu racun lambung dan juga kontak. Formulasi
insektisida ini adalah Ec ( emulsifeable concentrate).
Belalang
yang diletakkan pada tempat bersamaan dengan makanan yang telah diredam dengan
insektisida mengalami kejang – kejang dan mati pada 47.07 menit kemudian dua
ekor dan 56.31 menit satu ekor. Belalang
– belalang ini mati sebelum sempat memakan bayam yang telah direndam dengan
insektisida, hal ini dikarenakan insektisida ini juga bekerja dengan kontak.
Karena
apabila insektisida racun lambung memang bekerja bila racun ini masuk kedalam
sistem percernaan serangga. Sedang, racun kontak bekerja dengan masuk kedalam
tubuh melalui kulit belalang. Dan perlu diingat bahwa belalang memiliki 3
(tiga) bagian tubuh yang sensitif terhadap racun, yaitu : antenna, klaw, dan
bagian antara torax dan caput.
Secara
umum aplikasi racun lambung, yaitu : 1) Insektisida
diaplikasikan pada makanan alami serangga sehingga bahan tersebut termakan oleh
serangga sasaran. Bahan makanan itu dapat berupa daun, bulu-bulu/rambut
binatang. Dalam aplikasinya, bahan-bahan makanan serangga harus tertutup rata
oleh racun pada dosis lethal sehingga hama yang makan dapat mati. 2) Insektisida
dicampur dengan bahan atraktan dan umpan itu ditempatkan pada suatu lokasi yang
mudah ditemukan serangga. 3) Insektisida ditaburkan sepanjang
jalan yang bisa dilalui hama. Selagi hama itu lewat biasanya antene dan kaki
akan bersentuhan dengan insektisida atau bahkan insektisida itu tertelan.
Akibatnya hama mati. 4) Insektisida diformulasikan dalam bentuk
sistemik, dan racun ini diserap oleh tanaman atau tubuh binatang piaraan
kemudian tersebar ke seluruh bagian tanaman atau badan sehingga apabila serngga
hama tersebut mengisap cairan tanaman atau cairan dari tubuh binatang (terutama
hama yang mempunyai tipe mulut pengisap, misal Aphis) dan bila dosis yang
diserap mencapai dosis lethal maka serangga akan mati.
Insektisida
perut memang biasanya digunakan untuk membasmi serangga dengan tipe alat mulut
pengunyah salah satunya yaitu, belalang.Aplikasi yang digunakan pada praktikum
kali ini, yaitu bentuk aplikasi yang pertama, dengan mencampurkan bahan makanan
(bayam) dengan insektisida. Perendaman yang dilakukan selama 3 menit.
Perendaman ditujukan agar insectisida benar – benar bercampur pada bahan
makanan (bayam).
Sedang
cara kerja racun kontak, yaitu : diaplikasikan langsung tertuju pada jasad sasaran
atau pada permukaan tanaman atau pada tempat-tempat tertentu yang biasa
dikunjungi serangga. Dengan merendam bahan makanan (bayam) berarti bentuk
aplikasi yang digunakan yaitu ditempatkan dipermukaan tanaman (daun bayam).
Setelah
mengetahui reaksi yang cukup cepat pada praktikum ini, sehingga perlu
diperhatikan kehati – hatian pada saat penggunaan insectisida baik yang jenis
apapun itu.
V. KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1. Pestisida
digolongkan menjadi beberapa golongan berdasarkan sasaran yaitu; herbisida,
insektisida, fungisida, rodentisida, akarisida, dan nematisida.
2. Insektisida
sendiri digolongkan menjadi beberapa golongan berdasarkan cara kerjanya yaitu;
insektisida lambung, insektisida kontak, insektisida pernafasan, dan
insektisida sistemik.
3. Insektisida
lambung bekerja setelah memasuki saluran pencernaan serangga.
4. Belalang
merupakan serangga yang biasanya dikendalikan
dengan racun perut.
5. Selain
racun perut belalang juga dikendalikan dengan racun kontak.
B.
Saran
Dalam praktikum
sebaiknya lebih dikenalkan lagi dengan berbagai golongan pestisida.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
Inventarisasi Hama Pada Tanaman Pinus. (online) (http://blogger.com,
diakses, 29 Maret 2011).
Anonim. Jenis –
jenis Hama dan Pengendaliannya. (online) (http://blogger.com, diakses 29
Maret 2011).
Anonim.
Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman. 2009. (online) (http://blogger.com, diakses 29
Maret 2011).
Tarumingkeng,Phd.
Pestisida dan Penggunaannya. 2010. (online) (http://blogger.com, diakses, 1
Maret 2011).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar