hi friend!

Senin, 13 Februari 2012

Taman


seorang muslimah


“CUKUPLAH KEMULIAAN ANDA DENGAN MENJADI SEORANG MUSLIMAH”

Apakah engkau berputus asa
Karena tidak pernah menemukan jalan keluar
Jika memang demikian,
Maka di manakah Allah dan Takdir-NYA?

            Segala sesuatu yang menimpa anda saat berjuang di jalan Allah, merupakan penebusan dosa atas izin-NYA. Bergembiralah dengan kabar yang terdapat dalam hadist ini. Rasulullah SAW, bersabda:
“Bila seorang wanita taat kepada Tuhannya, mendirikan shalat lima waktunya, menjaga kehormatannya, dia pasti masuk ke surge Tuhannya.” (H.R. Ahmad)
Allah telah mempermudah semua urusan ini atas hamba – hamba-NYA yang mendapat petunjuk. Maka dari itu, tunaikanlah perbuatan mulia itu untuk menemui Tuhan Yang Maha Penyayang, pasti Dia akan membahagiakanmu di dunia dan akhirat kelak. Genggamlah syariat-NYA seerat mungkin. Ikutilah petunjuk kitab-NYA dan sunnah rasul-NYA, dengan demikian anda akan menjadi seorang muslimah sejati.
Semua perkara ini merupakan kemuliaan yang agung dan kebanggaan yang besar bagi anda. Karena selain anda, ada wanita yang terlahir di negeri kafir, yaitu negeri Nasrani, Yahudi, komunis, ataupun agama dan ideology lain yang bertentangan dengan Islam. Sedangkan, andadipilih oleh Allah untuk menjadi muslimah sejati, dan Dia akan memasukkan anda ke dalam golongan umat Muhammad SAW anda juga termasuk orang – orang yang mungkin mengikuti jejak Aisyah, Khadijah, dan Fatimah semoga Allah meridhoi mereka semua.
Kami sampaikan ucapan selamat atas prestasi anda dalam mendirikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menunaikan ibadah haji ke Baitullah, dan menutup aurat dengan hijab syariat. Dan berbahagialah karena anda meridoi Allah SWT sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, dan Muhammad SAW sebagai rasul.

(“emas ketiga” buku tips menjadi wanita paling bahagia
karya DR. ‘Âid bin Abdullah Al-Qarni, MA.)

bagi yang mau e-booknya tuliskan saja alamat emailnya disini.

Jumat, 10 Februari 2012

dampak penggunaan pestisida


I.                   PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Dalam penggunaan pestisida terkadang petani melupakan efak buru (negatif) dari pestisida tersebut. Pestisida dapat berpengaruh buruk terhadap pengguna (dalam hal ini petani), lingkungan, serta mahluk hidup lain selain hama yang dituju.
Adapun dampak negatif yang mungkin terjadi akibat penggunaan pestisida diantaranya : 1) Tanaman yang diberi pestisida dapat menyerap pestisida yang kemudian terdistribusi ke dalam akar, batang, daun, dan buah. Pestisida yang sukar terurai akan berkumpul pada hewan pemakan tumbuhan tersebut termasuk manusia. Secara tidak langsung dan tidak sengaja, tubuh mahluk hidup itu telah tercemar pestisida. Bila seorang ibu menyusui memakan makanan dari tumbuhan yang telah tercemar pestisida maka bayi yang disusui menanggung resiko yang lebih besar untuk teracuni oleh pestisida tersebut daripada sang ibu. Zat beracun ini akan pindah ke tubuh bayi lewat air susu yang diberikan. Dan kemudian racun ini akan terkumpul dalam tubuh bayi (bioakumulasi); 2) Pestisida yang tidak dapat terurai akan terbawa aliran air dan masuk ke dalam sistem biota air (kehidupan air). Konsentrasi pestisida yang tinggi dalam air dapat membunuh organisme air diantaranya ikan dan udang. Sementara dalam kadar rendah dapat meracuni organisme kecil seperti plankton. Bila plankton ini termakan oleh ikan maka ia akan terakumulasi dalam tubuh ikan. Tentu saja akan sangat berbahaya bila ikan tersebut termakan oleh burung-burung atau manusia. Salah satu kasus yang pernah terjadi adalah turunnya populasi burung pelikan coklat dan burung kasa dari daerah Artika sampai daerah Antartika. Setelah diteliti ternyata burung-burung tersebut banyak yang tercemar oleh pestisida organiklor yang menjadi penyebab rusaknya dinding telur burung itu sehingga gagal ketika dierami. Bila dibiarkan terus tentu saja perkembangbiakan burung itu akan terhenti, dan akhirnya jenis burung itu akan punah; 3) Ada kemungkinan munculnya hama spesies baru yang tahan terhadap takaran pestisida yang diterapkan. Hama ini baru musnah bila takaran pestisida diperbesar jumlahnya. Akibatnya, jelas akan mempercepat dan memperbesar tingkat pencemaran pestisida pada mahluk hidup dan lingkungan kehidupan, tidak terkecuali manusia yang menjadi pelaku utamanya (Aditya, 2010).
Berdasarkan dari uraian diatas, sehingga perlu dibuktikan lebih lanjut tentang dampak pestisida tersebut. Terutama pada lingkungan perairan karena lebih memungkinkan terkena dampak dari pestisida.

B.     Tujuan

Untuk mengetahui dampak penggunaan pestisida terhadap lingkungan.



III.       PELAKSANAAN PRAKTIKUM


A.    Tempat dan Waktu

Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium insectarium, pada hari kamis 31 Maret 2011.

B.     Alat dan Bahan

Ø  Alat

-          Gelas
-          Botol

Ø  Bahan

-          Ikan gabus
-          Hit 1,4 AE

C.    Cara Kerja

1.      Masukkan 2 (dua) ekor ikan gabus kedalam gelas yang telah berisi air.
2.      Semprotkan Hit 1,4 AE pada gelas yang telah berisi ikan gabus secukupnya.
3.      Tutup gelas supaya bau dari Hit tidak tercium.
4.      Amati apa yang terjadi pada ikan gabus setelah beberapa menit dan amati sampai ikan mati.
5.      Lalu catat hasil yang diperoleh.
IV.       HASIL DAN PEMBAHASAN

A.    Hasil

Ø  Tabel Pengamatan


No
Nama Ikan
Nama Pestisida
∑awal (ekor)
Waktu Mati
Perilaku Kematian
∑Mati/menit
1
Gabus (Channa striata)
Hit 1,4 AE
2 ekor
11.22 menit
Kejang – kejang lalu tergelepar
2 ekor



Ø  Gambar









Pemberian Insektisida
 

Ikan dalam air yang berpestisida
 




Ikan Mati
 

Ikan mulai Kejang - kejang
 

Image0076Image0073Image0074Image0072



B.     Pembahasan

Pada praktikum kali ini insektisida yang digunakan yaitu Hit 1,4 AE dengan bahan aktif propoksur 1,18 % dan d-aletrin 0,22%. Insektisida ini sering digunakan untuk membasmi nyamuk di rumah – rumah dan beberapa serangga lain. Namun, pestisida mampu juga memberikan dampak negative bagi mahluk lain yang ada disekitar tempat penggunaan pestisida tersebut.
Dalam praktikum ini insektisida dicoba pada ikan gabus (Chana striata). Setelah Hit 1,4 AE disemprotkan ke air yang terdapat dua ekor ikan tersebut, alhasil pada menit ke 11 kedua ikan itu mati.
Melihat hal tersebut dapat diartikan bahwa kemungkinan besar pestisida yang dipakai para petani dapat mencemari sungai karena kebanyakan petani membuang botol bekas pestisida kesungai. Sehingga, dalam penggunaan pestisida harus hati – hati karena tidak hanya membunuh serangga yang dituju tapi juga mahluk hidup lain dan juga lingkingan.
Pestisida tidak hanya dapat merusak makhluk hidup yang ada di air, melainkan pestisida juga dapat mencemari udara karena pestisida mengandung gabungan dari beberapa zat kimia yang menghasilkan bau tak enak dan dapat merusak pernapasan. Pestisida juga dapat merusak kulit para petani. Apabila petani terlalu sering kontak kulit dengan pestisida maka akan mengakibatkan iritasi pada kulit. Pestisida juga membuat hasil pertanian menjadi tidak sehat lagi misalnya pada buah-buahan. Untuk mendapatkan hasil yang bagus kebanyakan para petani sekarang ini menyemprotkan pestisida ke tanaman buah yang ditanamnya. Maka pestisida yang disemprotkan tersebut akan diserap oleh buah dan apabila kita makan maka dapat merusak kesehatan kita (Sibero, 2010).
Beberapa resiko akibat pestisida yaitu :1) Resiko bagi penyelamatan pengguna, adalah kontaminasi pestisids secara langsung yang dapat mengakibatkan keracunan baik akut maupun kronis. Keracunan akut dapat menimbulkan gejala sakit kepala, mual, muntah, dsb. Keracunan kronis lebih sulit dideteksi karena tidak segera terasa tetapi dalam jangka panjang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. 2) resiko bagi konsumen, resiko bagi konsumen adalah keracunan residu yang terdapat dalam pestisida produk pertanian. Resiko bagi konsumen dapat berupa keracunan langsung karena memakan produk pertanian yang tercemar pestisida atau lewat rantai makanan. 3) resiko bagi lingkungan dapat dibedakan atas tiga kelompok, a. resio bagi orang hewan atau tumbuhan yang berada ditempat sekitar pestisida digunakan, b. bagi lingkungan umum dapat mencemari tanah, udara dan air, c. khusus pada lingkungan pertanian meliputi, menurunnya kepekaan hama (resisiten), resurjensi hama, timbul hama yang selama ini tidak penting, dll.
Oleh karena itu, dalam penggunaan pestisida harus hati – hati. Karena dapat berakibat buruk juga pada penggunaan.




V.        KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

1)      Pestisida dapat mencemari lingkungan, termasuk sungai dan mahluk hidup yang ada didalamnya.
2)      Ikan dapat mati karena terkena insektisida.
3)      Dampak negatif berupa, resiko bagi pengguna, resiko bagi konsumen, resiko bagi lingkungan.
4)      Resiko bagimkonsumen meliputi resiko akut dan resiko kronis.
5)      Bagi lingkungan pertanian dapat menurunkan kepekaan hama dan terbunuhnya musuh alami.

B.     Saran

Sebaiknya dalam penggunaan pestisida harus hati – hati, dan bijaksana lagi.



DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Channa Pleurothalmus, http://aquarank.com. diakses tanggal (5 April, 2011).
Anonym. 2011. Dampak Negatif Pestisida. (online)(http://arianus.wordpress.com, diakses 5 April 2011).
Said, A. Gaffar, A. K. Dharyati, E. dan Muthmainah, D. 2004.. Riset Biologi Ikan Marga Channa (Gabus-gabusan) di Perairan Umum DAS Musi Sumatera Selatan. Laporan Teknis BRPPUPalembang.

Sibero,2010. Dampak Pestisida Terhadap Lingkungan. (http://google.com, diakses 5 April 2011).
Suharno, 2005. Perlindungan Tanaman. Diktat STPP, jurluhtan, Yogyakarta.

pengenalan pestisida


I.                   PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Dalam menangani OPT (organisme pengganggu tanaman) petani dewasa ini sering menggunakan pestisida. Pestisida merupakan zat yang mampu membasmi OPT.
Menurut UU RI No. 12/1992 : Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur, dan perangsang tumbuh, bahan lain serta organisme renik atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman. Misalnya : insektisida, rodentisida, repelen dan antraktan.
Pestisida mencakup bahan – bahan yang beracun sehingga perlu hati – hati dalam penggunaannya. Oleh karena itu pestisida dalam bentuk teknis (technical grade) sebelum digunakan perlu diformulasikan terlebih dahulu. Formulasi pestisida merupakan pengolahan (processing) yang ditujukan untuk meningkatkan sifat – sifat yang berhubungan dengan keamanan, penyimpanan, penanganan (handling), penggunaan, dan keefektifan pestisidan. Pestisida yang dijual telah diformulasikan sehingga untuk penggunaannya, pemakai tinggal mengikuti petunjuk yang ada dilabel.
Formulasi pestisida yang dipasarkan terdiri atas bahan pokok yang disebut bahan aktif (active ingredient) yang merupakan bahan utama pembunuh organisme pengganggu dan bahan ramuan (inert ingredient).  Jika dilihat dari struktur kimianya, bahan aktif ini bisa digolongkan menjadi kelompok organic sintetik, orgnik alamiah dan inorganic. Bahan aktif ini jenisnya sangat banyak sekali. Tahun 1986 badan proteksi lingkungan amerika serikat mencatat ada 2600 bahan aktif yang sudah dipasarkan. Dan diseluruh dunia ada 35000 formulasi atau merek dagang.
Ketika membeli pestisida di kios-kios pertanian sering kita menjumpai akhiran nama angka dan huruf kapital. Sebagai contoh Dithane 80 WP yang artinya dalam 1 Kg dithane terkandung 8 00 gr (80 %) mankozeb dan bentuk pestisida tersebut adalah WP (Wettable Powder), atau tepung yang akan tersuspensi jika dicampur air. Untuk lebih jelasnya dalam laporan ini akan dibahas mengenai formulasi pestisida.

B.     Tujuan
Untuk mengetahui jenis – jenis pestisida yang ada di pasaran.





II.                HASIL dan PEMBAHASAN

A.    HASIL
NO
NAMA
PESTISIDA
BENTUK
FORMULASI
JENIS PESTISIDA
(SASARAN)
BAHAN
AKTIF
1.
Buldok 25 EC
Emulsifiable
concentrate
Insektisida
Beta-siflutrin 25 g/l
2.
Audit 486 AS
Aeous Solution
Herbisida
Isopropilamina glifosfat 486 g/l
3.
Erkafuron 20WG
Water granule
Herbisida
Metil metsulfuron 20%
4.
Gonfidor 200 SL
Soluble liquid
Insektisida
Imidakloprid 200 g/l
5.
Revus opti 440 Sc
Soluble concentrate
Fungisida
Mandipropamid 40 g/l & klorotolonil 400 g/l
6.
Folicur 25 WP
Wettable powder
Fungisida
Tebukonazol 25%
7.
Agronil 75 WP
Wettable powder
Fungisida
Klorotalonil 75%
8.
Explore 250 EC
Emulsifiable
concentrate
Fungisida & ZPT
Difenokonazol 250g/l
9.
Predict 50 EC
Emulsifiable
concentrate
Insektisida

10.
Guela 12,5 PA
PA
ZPT
Ethepon 12,5%

B.     Pembahasan
Formulasi pestisida merupakan pengolahan (processing) yang ditujukan untuk meningkatkan sifat – sifat yang berhubungan dengan keamanan, penyimpanan, penanganan (handling), penggunaan, dan keefektifan pestisidan. Formulasi pestisida yang dipasarkan terdiri atas bahan pokok yang disebut bahan aktif (active ingredient) yang merupakan bahan utama pembunuh organisme pengganggu dan bahan ramuan (inert ingredient).  Jika dilihat dari struktur kimianya, bahan aktif ini bisa digolongkan menjadi kelompok organic sintetik, orgnik alamiah dan inorganic. Bahan aktif ini jenisnya sangat banyak sekali. Tahun 1986 badan proteksi lingkungan Amerika Serikat mencatat ada 2600 bahan aktif yang sudah dipasarkan. Dan diseluruh dunia ada 35000 formulasi atau merek dagang.
Bentuk pestisida yang merupakan formulasi ini ada berbagai macam. Formulasi ini perlu dipertimbangkan oleh calon konsumen sebelum membeli untuk disesuaikan dengan kesediaan alat yang ada, kemudahan aplikasi, serta efektifitasnya.
Formulasi biasanya digunakan kode dibelakang nama dagangnya. Sebagai contoh Dithane 80 WP yang artinya dalam 1 Kg dithane terkandung 8 00 gr (80 %) mankozeb dan bentuk pestisida tersebut adalah WP (Wettable Powder), atau tepung yang akan tersuspensi jika dicampur air. Dibawah ini akan disebutkan beberapa kode formulasi pestisida yang sering digunakan di pasaran.
Ø  Formulasi cair
1)      EC (Emulsifiable Cocentrate atau Emulsible Cocentrate).
EC adalah larutan pekat pestisida yang diberi emulsifier (bahan pengemulsi) untuk memudahkan penyampurannya yaitu agar terjadi suspensi dari butiran-butiran kecil minyak dalam air. Suspensi minyak dalam air ini merupakan emulsi. Bahan pengemulsi adalah sejenis detergen (sabun) yang menyebabkan penyebaran butir-butir kecil minyak secara menyeluruh dalam air pengencer. Sediaan berbentuk pekatan (konsentrat) cair ini memiliki konsentrasi bahan aktif yang cukup tinggi.  Kosentrasi ini jika dicampur dengan air akan membentuk emilsi (butiran denda cair yang melayang dalam media cair lain). EC umumnya digunakan dengan cara disemprot, meskipun dapat pula digunakan dengan cara lain.
2)      Soluble Concentrate in water (WSC) atau Water Soluble Concentrate (WSC).
Formulasi ini mirip EC, tetapi bila decampur air tidak membentuk emulsi, melainkan membentuk larutan homogen. Umumnya, sediaan ini digunakan dengan cara disemprotkan.
3)      Aeous Solution (AS) atau Aquaous Concentrate (AC)
Pestisida yang diformulasi dalam bentuk AS dan AC umumnya pestisida berbentuk garam yang mempunyai kelarutan tinggi dalam air. Pestisida ini digunakan dengan cara disemprot.
4)      Soluble (SL)
Pekatan cair ini jika dicampurkan air akan membentuk larutan. Pestisida ini digunakan dengan cara disemprotkan. SL juga dapat mengacu pada formulasi slurry.
5)      Flowable (F) atau Flowabel ini Water (FW)
Formulasi ini berupa konsentrasi cair yangs angat pekat. Bila dicampur air, F atau FW akan membentuk emilsi seperti halnya WP. Pada dasarnya FW adalah WP yang dibasahkan.
6)      Ultra Low Volume (ULV)
Sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah, yakni volume semprot antara 1 hingga 5 liter/hektar. ULV umumnya merupakan sdiaan siap pakai, tanpa harus dicampur dengan air.
Ø  Formulasi padat
1)      Wettable Powder (WP)
Formulasi WP bersama EC merupakan formulasi klasik yang masih banyak digunakan dingga saat ini. WP adalah formulasi bentuk tepung yang bila dicampur air akan membentuk suspensi yang penggunaannya dengan cara disemprot.
2)      Soluble powder (S atau SP)
Formulasi bentuk tepung yang bia dicampur air akan menghasilkan larutan homogen. Pestisida ini juga digunakand enga cara disemprotkan.
3)      Granule (G)
Butiran yang umumnya merupakan sedian siap pakai dengan konsetrasi rendah. Pestisida butiran digunakan dengan cara ditaburkan di lapagan (baik secara manual dengan tangan atau dengan mesin penabur) setelah penaburan dapat diikuti denga pegolahan tanah atai tidak. Disamping formulasi G dikenal juga fomulasi SG, yakni sand granular.
4)      Water Dipersible Granule (WG atau WDG) .
WDG atau WG berbentuk butiran, mirip G, tetapi penggunaanya sangat berbeda. Formulasi WDG harus diencerkan denga air dan digunakan dengan cara disemprotkan.
5)      Seed dreesing (SD).
Sediaan berbentuk tepung yang khusus digunakan untuk perawatan benih.
6)      Dust (D).
Sediaan siap pakai dengan konsentrasi rendah yang digunakan dengan cara dihembuskan.
7)      Bait (B) ready Mix Bait (RB atau RMB).
Merupakan formulasi siap pakai yang umumya digunakan untuk formulasi rodentisida.
Dalam brosur yang saya pakai pada praktikum ini dapat diambil contoh yaitu Buldok 25 EC yang artinya bentuk dari pestisida ini adalah emulsifiable concentrate yang dalam penggunaannya cukup diberi air agar teremulsi.
Dalam suatu formulasi terdapat bahan aktif, bahan pembantu (adjuvant), dan bahan pembawa (carier). Bahan aktif yaitu bahan yang merupakan senyawa kimia atau bahan lain yang memiliki efek sebagai pestisida. Adjuvant yaitu bahan atau senyawa kimia yang ditambahkan didalam pestisida dalam proses formulasi agar mudah diaplikasikan. Carier yaitu bahan yang digunakan untuk menurunkan konsentrasi produk pestisida tergantung pada cara penggunaan yang diinginkan.
Pada buldok 25 EC bahan aktif yang digunakan yaitu beta-siflutrin 25 g/l, angka 25 pada merk dagang menunjukkan jumlah banyaknya bahan aktif. Contoh lain yaitu audit 486 AS dalam audit bahan aktif yang digunakan yaitu isopropilamina glifosat 486 g/l.



III.             KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
1.      Formulasi pestisida merupakan pengolahan (processing) yang ditujukan untuk meningkatkan sifat – sifat yang berhubungan dengan keamanan, penyimpanan, penanganan (handling), penggunaan, dan keefektifan pestisidan.
2.      Terdapat dua bentuk formulasi pestisida yaitu formulasi cair dan formulasi padat.
3.      Dalam formulasi terdapat tiga bahan yaitu bahan aktif, adjuvant dan carier.
4.      Huruf akhir pada nama dagang (merk) menunjukkan bentuk formulasi suatu pestisida.
5.      Angka pada merk pestisida menunjukkan jumlah bahan aktif yang dikandung.

B.     Saran
Pahami lagi tentang formulasi karena sangat penting dalam aplikasi pestisida, agar tidak terjadi kesalahan.



DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto, Panut.2008.Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian.Yogyakarta; Kanisius.
Maspary. 2010. Pentingnya Memahami Formulasi Pestisida. (online) (http://google.com, diakses, 18 maret 2011).
(online) (http://zaifbio.wordpress.com/2010/05/31/pestisida/, diakses, 18 maret 2011).