hi friend!

Jumat, 10 Februari 2012

pengenalan pestisida


I.                   PENDAHULUAN


A.    LATAR BELAKANG
Dalam menangani OPT (organisme pengganggu tanaman) petani dewasa ini sering menggunakan pestisida. Pestisida merupakan zat yang mampu membasmi OPT.
Menurut UU RI No. 12/1992 : Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur, dan perangsang tumbuh, bahan lain serta organisme renik atau virus yang digunakan untuk melakukan perlindungan tanaman. Misalnya : insektisida, rodentisida, repelen dan antraktan.
Pestisida mencakup bahan – bahan yang beracun sehingga perlu hati – hati dalam penggunaannya. Oleh karena itu pestisida dalam bentuk teknis (technical grade) sebelum digunakan perlu diformulasikan terlebih dahulu. Formulasi pestisida merupakan pengolahan (processing) yang ditujukan untuk meningkatkan sifat – sifat yang berhubungan dengan keamanan, penyimpanan, penanganan (handling), penggunaan, dan keefektifan pestisidan. Pestisida yang dijual telah diformulasikan sehingga untuk penggunaannya, pemakai tinggal mengikuti petunjuk yang ada dilabel.
Formulasi pestisida yang dipasarkan terdiri atas bahan pokok yang disebut bahan aktif (active ingredient) yang merupakan bahan utama pembunuh organisme pengganggu dan bahan ramuan (inert ingredient).  Jika dilihat dari struktur kimianya, bahan aktif ini bisa digolongkan menjadi kelompok organic sintetik, orgnik alamiah dan inorganic. Bahan aktif ini jenisnya sangat banyak sekali. Tahun 1986 badan proteksi lingkungan amerika serikat mencatat ada 2600 bahan aktif yang sudah dipasarkan. Dan diseluruh dunia ada 35000 formulasi atau merek dagang.
Ketika membeli pestisida di kios-kios pertanian sering kita menjumpai akhiran nama angka dan huruf kapital. Sebagai contoh Dithane 80 WP yang artinya dalam 1 Kg dithane terkandung 8 00 gr (80 %) mankozeb dan bentuk pestisida tersebut adalah WP (Wettable Powder), atau tepung yang akan tersuspensi jika dicampur air. Untuk lebih jelasnya dalam laporan ini akan dibahas mengenai formulasi pestisida.

B.     Tujuan
Untuk mengetahui jenis – jenis pestisida yang ada di pasaran.





II.                HASIL dan PEMBAHASAN

A.    HASIL
NO
NAMA
PESTISIDA
BENTUK
FORMULASI
JENIS PESTISIDA
(SASARAN)
BAHAN
AKTIF
1.
Buldok 25 EC
Emulsifiable
concentrate
Insektisida
Beta-siflutrin 25 g/l
2.
Audit 486 AS
Aeous Solution
Herbisida
Isopropilamina glifosfat 486 g/l
3.
Erkafuron 20WG
Water granule
Herbisida
Metil metsulfuron 20%
4.
Gonfidor 200 SL
Soluble liquid
Insektisida
Imidakloprid 200 g/l
5.
Revus opti 440 Sc
Soluble concentrate
Fungisida
Mandipropamid 40 g/l & klorotolonil 400 g/l
6.
Folicur 25 WP
Wettable powder
Fungisida
Tebukonazol 25%
7.
Agronil 75 WP
Wettable powder
Fungisida
Klorotalonil 75%
8.
Explore 250 EC
Emulsifiable
concentrate
Fungisida & ZPT
Difenokonazol 250g/l
9.
Predict 50 EC
Emulsifiable
concentrate
Insektisida

10.
Guela 12,5 PA
PA
ZPT
Ethepon 12,5%

B.     Pembahasan
Formulasi pestisida merupakan pengolahan (processing) yang ditujukan untuk meningkatkan sifat – sifat yang berhubungan dengan keamanan, penyimpanan, penanganan (handling), penggunaan, dan keefektifan pestisidan. Formulasi pestisida yang dipasarkan terdiri atas bahan pokok yang disebut bahan aktif (active ingredient) yang merupakan bahan utama pembunuh organisme pengganggu dan bahan ramuan (inert ingredient).  Jika dilihat dari struktur kimianya, bahan aktif ini bisa digolongkan menjadi kelompok organic sintetik, orgnik alamiah dan inorganic. Bahan aktif ini jenisnya sangat banyak sekali. Tahun 1986 badan proteksi lingkungan Amerika Serikat mencatat ada 2600 bahan aktif yang sudah dipasarkan. Dan diseluruh dunia ada 35000 formulasi atau merek dagang.
Bentuk pestisida yang merupakan formulasi ini ada berbagai macam. Formulasi ini perlu dipertimbangkan oleh calon konsumen sebelum membeli untuk disesuaikan dengan kesediaan alat yang ada, kemudahan aplikasi, serta efektifitasnya.
Formulasi biasanya digunakan kode dibelakang nama dagangnya. Sebagai contoh Dithane 80 WP yang artinya dalam 1 Kg dithane terkandung 8 00 gr (80 %) mankozeb dan bentuk pestisida tersebut adalah WP (Wettable Powder), atau tepung yang akan tersuspensi jika dicampur air. Dibawah ini akan disebutkan beberapa kode formulasi pestisida yang sering digunakan di pasaran.
Ø  Formulasi cair
1)      EC (Emulsifiable Cocentrate atau Emulsible Cocentrate).
EC adalah larutan pekat pestisida yang diberi emulsifier (bahan pengemulsi) untuk memudahkan penyampurannya yaitu agar terjadi suspensi dari butiran-butiran kecil minyak dalam air. Suspensi minyak dalam air ini merupakan emulsi. Bahan pengemulsi adalah sejenis detergen (sabun) yang menyebabkan penyebaran butir-butir kecil minyak secara menyeluruh dalam air pengencer. Sediaan berbentuk pekatan (konsentrat) cair ini memiliki konsentrasi bahan aktif yang cukup tinggi.  Kosentrasi ini jika dicampur dengan air akan membentuk emilsi (butiran denda cair yang melayang dalam media cair lain). EC umumnya digunakan dengan cara disemprot, meskipun dapat pula digunakan dengan cara lain.
2)      Soluble Concentrate in water (WSC) atau Water Soluble Concentrate (WSC).
Formulasi ini mirip EC, tetapi bila decampur air tidak membentuk emulsi, melainkan membentuk larutan homogen. Umumnya, sediaan ini digunakan dengan cara disemprotkan.
3)      Aeous Solution (AS) atau Aquaous Concentrate (AC)
Pestisida yang diformulasi dalam bentuk AS dan AC umumnya pestisida berbentuk garam yang mempunyai kelarutan tinggi dalam air. Pestisida ini digunakan dengan cara disemprot.
4)      Soluble (SL)
Pekatan cair ini jika dicampurkan air akan membentuk larutan. Pestisida ini digunakan dengan cara disemprotkan. SL juga dapat mengacu pada formulasi slurry.
5)      Flowable (F) atau Flowabel ini Water (FW)
Formulasi ini berupa konsentrasi cair yangs angat pekat. Bila dicampur air, F atau FW akan membentuk emilsi seperti halnya WP. Pada dasarnya FW adalah WP yang dibasahkan.
6)      Ultra Low Volume (ULV)
Sediaan khusus untuk penyemprotan dengan volume ultra rendah, yakni volume semprot antara 1 hingga 5 liter/hektar. ULV umumnya merupakan sdiaan siap pakai, tanpa harus dicampur dengan air.
Ø  Formulasi padat
1)      Wettable Powder (WP)
Formulasi WP bersama EC merupakan formulasi klasik yang masih banyak digunakan dingga saat ini. WP adalah formulasi bentuk tepung yang bila dicampur air akan membentuk suspensi yang penggunaannya dengan cara disemprot.
2)      Soluble powder (S atau SP)
Formulasi bentuk tepung yang bia dicampur air akan menghasilkan larutan homogen. Pestisida ini juga digunakand enga cara disemprotkan.
3)      Granule (G)
Butiran yang umumnya merupakan sedian siap pakai dengan konsetrasi rendah. Pestisida butiran digunakan dengan cara ditaburkan di lapagan (baik secara manual dengan tangan atau dengan mesin penabur) setelah penaburan dapat diikuti denga pegolahan tanah atai tidak. Disamping formulasi G dikenal juga fomulasi SG, yakni sand granular.
4)      Water Dipersible Granule (WG atau WDG) .
WDG atau WG berbentuk butiran, mirip G, tetapi penggunaanya sangat berbeda. Formulasi WDG harus diencerkan denga air dan digunakan dengan cara disemprotkan.
5)      Seed dreesing (SD).
Sediaan berbentuk tepung yang khusus digunakan untuk perawatan benih.
6)      Dust (D).
Sediaan siap pakai dengan konsentrasi rendah yang digunakan dengan cara dihembuskan.
7)      Bait (B) ready Mix Bait (RB atau RMB).
Merupakan formulasi siap pakai yang umumya digunakan untuk formulasi rodentisida.
Dalam brosur yang saya pakai pada praktikum ini dapat diambil contoh yaitu Buldok 25 EC yang artinya bentuk dari pestisida ini adalah emulsifiable concentrate yang dalam penggunaannya cukup diberi air agar teremulsi.
Dalam suatu formulasi terdapat bahan aktif, bahan pembantu (adjuvant), dan bahan pembawa (carier). Bahan aktif yaitu bahan yang merupakan senyawa kimia atau bahan lain yang memiliki efek sebagai pestisida. Adjuvant yaitu bahan atau senyawa kimia yang ditambahkan didalam pestisida dalam proses formulasi agar mudah diaplikasikan. Carier yaitu bahan yang digunakan untuk menurunkan konsentrasi produk pestisida tergantung pada cara penggunaan yang diinginkan.
Pada buldok 25 EC bahan aktif yang digunakan yaitu beta-siflutrin 25 g/l, angka 25 pada merk dagang menunjukkan jumlah banyaknya bahan aktif. Contoh lain yaitu audit 486 AS dalam audit bahan aktif yang digunakan yaitu isopropilamina glifosat 486 g/l.



III.             KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan
1.      Formulasi pestisida merupakan pengolahan (processing) yang ditujukan untuk meningkatkan sifat – sifat yang berhubungan dengan keamanan, penyimpanan, penanganan (handling), penggunaan, dan keefektifan pestisidan.
2.      Terdapat dua bentuk formulasi pestisida yaitu formulasi cair dan formulasi padat.
3.      Dalam formulasi terdapat tiga bahan yaitu bahan aktif, adjuvant dan carier.
4.      Huruf akhir pada nama dagang (merk) menunjukkan bentuk formulasi suatu pestisida.
5.      Angka pada merk pestisida menunjukkan jumlah bahan aktif yang dikandung.

B.     Saran
Pahami lagi tentang formulasi karena sangat penting dalam aplikasi pestisida, agar tidak terjadi kesalahan.



DAFTAR PUSTAKA

Djojosumarto, Panut.2008.Teknik Aplikasi Pestisida Pertanian.Yogyakarta; Kanisius.
Maspary. 2010. Pentingnya Memahami Formulasi Pestisida. (online) (http://google.com, diakses, 18 maret 2011).
(online) (http://zaifbio.wordpress.com/2010/05/31/pestisida/, diakses, 18 maret 2011).

1 komentar: