hi friend!

Rabu, 25 Desember 2019

Pengendalian Biologi Layu Fusarium pada Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) dengan Aplikasi Pupuk Kandang dan Tiga Mikroorganisme Antagonis yang Berbeda yaitu: Tricoderma sp., Basillus subtilis, Gliocladium sp.

(Tulisan ini berdasarkan percobaan di rumah dipublish untuk share pengalaman, jadi maaf kalau bahasanya kurang ilmiah)

Pendahuluan


Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditi yang bernilai ekonomi tinggi karena dibutuhkan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari - hari. konsumsi bawang merah di Indonesia bisa mencapai rata - rata angka ribuan ton pertahun, oleh karena itu bawang merah bisa menjadi alternatif bisnis.

Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan tanaman semusim yang membentuk rumpun dan tumbuh tegak dengan tinggi mencapai 15-40 cm (Rahayu, 1999). Tanaman Bawang Merah dapat hidup pada tanah yang lembab.

Upaya pembudidayaan Bawang Merah haruslah disertai dengan pengatahuan terkait OPT dan cara pengendaliannya. Hama pada tanaman Bawang Merah ada beberapa yaitu: ulat tanah (Agrotis ipsilon), uret (Holotrichia sp.), orong - orong (Gryllotalpa sp.), ulat bawang (Spodoptera exigua), ulat grayak (Spodoptera litura), kutu daun (Neotoxoptera formosana). Penyakit pada tanaman Bawang Merah meliputi: bercak daun (Alternaria porri), busuk daun Antraknos (Colletotrichum gloeosporioides), embun bulu (Peronospora destructor), layu fusarium (Fusarium oxysporum), dan busuk leher (Botrytis allii) (Mengenal OPT Bawang Merah dan Musuh Alaminya, BPPP kementan).

Pengendalian OPT ada berbagai cara yaitu: fisik, biologi, kimia, mekanik, budiaya, dan kimiawi. Pengendalian secara fisik ialah pengendalian OPT dengan cara mengubah faktor lingkungan fisik, seperti suhu, kelembapan, dan lain-lain sehingga dapat menimbulkan kematian dan penurunan populasi OPT. Pengendalian secara biologi ialah pengendalian OPT dengan memanfaatkan musuh alami dari organisme pengganggu tanaman. Pengendalian OPT secara mekanik yaitu dengan menggunakan alat atau kemampuan fisik manusia. Penggiliran tanaman atau mengatur kegiatan bercocok tanaman merupakan pengendalian OPT secara budidaya, sedang penggunaan obat - obat kimia (pestisida) merupakan pengendalian secara kimiawi.

Layu fusarium (moler) merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman bawang merah. Penurunan produksi bawang merah salah satunya dikarenakan oleh serangan penyakit layu fusarium yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum f.sp. cepae sehingga tanaman mengalami layu patologis yang berakhir dengan kematian (Juanda, 2009). Penyebab layu fusarium adalah patogen Fusarium oxysporum. Fusarium oxysporum merupakan salah satu patogen tular tanah yang sulit untuk dikendalikan. Kerusakan yang ditimbulkan mencapai 75% pada umur 42 hari setelah tanam (Korlina et. al. 2000 dalam Edisaputra, E.K. 2005).

Ciri - ciri tanaman bawang merah terserang layu fusarium yaitu warna daun menguning dan bentuknya melengkung, tanaman terkulai, akar busuk, ada koloni jamur di dasar umbi. Saat melihat tanaman Bawang merah dengan ciri - ciri tersebut sebaiknya langsung dicabut dan dimusnahkan.

Pengendalian penyakit layu fusarium atau moler selama ini masih tertuju pada penggunaan fungisida, namun sudah banyak penelitian yang  terpusat pada penggunaan agen hayati. Ada beberapa agen hyati yang sudah diuji coba atau diteliti yang dipercaya dapat menekan perkembangan patogen Fusarium oxysporum.

Baker & Cook, 1974 dalam Edisaputra, E.K., 2005 mengatakan bahwa agen hayati antagonis yang sudah dilaporkan berpotensi menekan patogen tular tanah, diantaranya adalah Trichoderma sp., dan Gliocladium sp.. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar